Peluang yang Belum Tertangkap: Pengangguran di Tengah Kawasan Industri Kabupaten Bekasi

Foto: Istimewa (ilustrasi/essensi.co)

ESSENSI.CO – Kabupaten Bekasi dengan deretan kawasan industrinya yang megah, sering disebut sebagai jantung ekonomi Jawa Barat. Ribuan pabrik beroperasi di sini, memproduksi berbagai komoditas yang menggerakkan roda perekonomian nasional.

Logikanya, kehadiran industri-industri raksasa ini seharusnya berbanding lurus dengan rendahnya angka pengangguran di kalangan penduduk lokal. Namun, realitas di lapangan sering kali menunjukkan ironi: pengangguran masih menjadi momok bagi banyak warga Kabupaten Bekasi, bahkan di tengah gemerlapnya kawasan industri. Ini adalah peluang yang belum tertangkap, sebuah pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan.

Data statistik menunjukkan bahwa angka pengangguran terbuka di Kabupaten Bekasi, meski berfluktuasi, tetap menjadi perhatian serius. Fenomena ini memunculkan pertanyaan mendasar: Mengapa banyak warga lokal kesulitan mendapatkan pekerjaan di “halaman belakang” mereka sendiri? Ada beberapa faktor yang ditengarai menjadi penyebabnya.

Pertama, ke tidak sesuaian keterampilan (skill mismatch). Perkembangan teknologi yang pesat di sektor industri menuntut jenis keterampilan yang spesifik dan terus berkembang. Sayangnya, tidak semua angkatan kerja lokal memiliki akses atau kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mereka agar sesuai dengan tuntutan pasar. Kurikulum pendidikan formal yang belum sepenuhnya selaras dengan kebutuhan industri, serta minimnya program pelatihan vokasi yang relevan, turut memperparah kondisi ini. Akibatnya, lowongan pekerjaan di industri sering Kali diisi oleh pekerja dari luar daerah yang dianggap lebih memenuhi kualifikasi.

Kedua, minimnya informasi dan akses jaringan. Banyak warga lokal, terutama yang berada di pedesaan atau daerah pinggiran, mungkin tidak memiliki informasi yang memadai mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia di kawasan industri terdekat. Selain itu, akses terhadap jaringan atau koneksi yang bisa memfasilitasi mereka untuk mendapatkan pekerjaan juga masih terbatas. Proses rekrutmen yang cenderung “tertutup” atau hanya mengandalkan jalur formal tertentu bisa menjadi hambatan bagi mereka yang tidak memiliki relasi.

Lalu, bagaimana kita bisa mengubah ironi ini menjadi sebuah peluang? Pemerintah daerah, pelaku industri, dan lembaga pendidikan harus duduk bersama dan merumuskan strategi komprehensif. Pertama Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Lokal: Ini adalah kunci utama. Pemerintah daerah harus gencar mendorong program pelatihan vokasi dan kursus keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan riil industri. Kolaborasi dengan perusahaan untuk menyelenggarakan program magang atau pelatihan bersertifikat akan sangat membantu.

Kedua Fasilitasi Informasi dan Akses Pekerjaan: Pemerintah daerah dapat membangun platform informasi lowongan kerja yang mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Memperkuat peran bursa kerja lokal dan mengadakan job fair secara rutin, dengan penekanan pada penyerapan tenaga kerja lokal, juga penting dilakukan.

Ketiga Peran Vital Sekolah Vokasi: Sekolah vokasi, seperti SMK dan politeknik, memegang peranan krusial dalam mencetak tenaga kerja terampil yang siap pakai. Kurikulum sekolah vokasi harus terus disinkronkan dengan kebutuhan industri melalui kemitraan yang erat dengan perusahaan di kawasan industri. Program magang wajib dan pengajar tamu dari kalangan profesional industri dapat memastikan lulusan memiliki kompetensi yang relevan. Dukungan pemerintah untuk fasilitas dan peralatan praktik di sekolah vokasi juga sangat penting.

Keempat Membangun Ekosistem Ketenagakerjaan yang Inklusif: Perusahaan harus didorong untuk membuka diri dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi angkatan kerja lokal. Program CSR perusahaan bisa diarahkan untuk pengembangan SDM lokal, bukan hanya bersifat karitatif.

Kabupaten Bekasi memiliki potensi luar biasa. Dengan ribuan industri yang beroperasi, seharusnya kemakmuran dapat dirasakan secara merata oleh warganya. Mengatasi masalah pengangguran di tengah kawasan industri bukanlah sekadar tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama. Dengan sinergi yang kuat antara semua pihak, peluang yang selama ini belum tertangkap dapat diubah menjadi kenyataan: masyarakat Kabupaten Bekasi yang berdaya dan sejahtera di tanah kelahirannya sendiri.