Kebudayaan Kerajaan Sriwijaya: Pusat Ilmu dan Maritim Asia Tenggara
Kerajaan Sriwijaya, yang berjaya antara abad ke-7 hingga ke-13 Masehi, adalah salah satu kerajaan maritim paling berpengaruh di Asia Tenggara.
Berbasis di sekitar Palembang, Sumatera Selatan, Sriwijaya tidak hanya dikenal sebagai kekuatan ekonomi dan maritim, tetapi juga sebagai pusat penyebaran agama Buddha dan kebudayaan tinggi yang menjalin hubungan luas hingga Tiongkok dan India.
Sriwijaya sebagai Pusat Keilmuan Buddha
Pada masa kejayaannya, Sriwijaya menjadi magnet bagi para biksu dan pelajar dari Asia, terutama dari Tiongkok dan India. Catatan I-Tsing, seorang biksu Tiongkok yang belajar di Sriwijaya pada abad ke-7, menyebutkan bahwa Sriwijaya memiliki pusat pendidikan agama Buddha Mahayana yang sangat maju, bahkan sebelum pelajar melanjutkan studi ke India. Hal ini menjadikan Sriwijaya sebagai semacam “universitas” pertama di Asia Tenggara.
Seni dan Bahasa dalam Tradisi Sriwijaya
Bahasa Sanskerta dan Melayu Kuno menjadi bahasa utama dalam penulisan prasasti Sriwijaya. Prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuwo adalah dua contoh yang menunjukkan tingkat literasi tinggi dan peran besar raja dalam pembangunan spiritual dan kesejahteraan rakyat. Dalam bidang seni, ukiran batu dan arsitektur bercorak Buddha menjadi ciri khas peninggalan budaya Sriwijaya, seperti yang ditemukan di situs Muaro Jambi dan sekitarnya.
Kerajaan Maritim dan Diplomasi Internasional
Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya menguasai jalur perdagangan internasional di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Dengan menguasai titik strategis ini, Sriwijaya mampu mengendalikan arus barang dan pengetahuan lintas negara. Kerajaan ini juga menjalin hubungan diplomatik dengan kekaisaran Tiongkok dan kerajaan di India Selatan, serta menjadi tempat persinggahan penting dalam jalur ziarah umat Buddha.
Warisan yang Tertinggal
Walaupun Sriwijaya tidak meninggalkan struktur monumental seperti Majapahit, jejaknya tetap terpatri dalam situs-situs arkeologi seperti Candi Muara Takus (Riau), peninggalan di Palembang, dan artefak di Thailand Selatan. Warisan budaya ini memperlihatkan pengaruh Sriwijaya yang meluas dan tahan lama.
Relevansi Sriwijaya di Masa Kini
Nilai-nilai keterbukaan, kosmopolitanisme, dan toleransi yang dijunjung oleh Sriwijaya menjadi pelajaran penting bagi generasi masa kini. Sebagai contoh, semangat menjadikan nusantara sebagai poros maritim dunia tercermin dari kebijakan modern Indonesia yang ingin menghidupkan kembali kejayaan maritim bangsa.