Mahfud MD Ungkap Dua Cucu Jadi Korban Keracunan Program Makan Bergizi Gratis

Cucu Mahfud MD keracunan MBG. Ia desak perbaikan tata kelola program agar kasus tak dianggap sekadar angka statistik. (Antaranews)

ESSENSI.CO – Kabar mengejutkan datang dari mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. Melalui kanal YouTube resminya, ia mengungkapkan bahwa dua anggota keluarganya turut menjadi korban keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Peristiwa itu menimpa cucu Mahfud MD di sebuah sekolah di Yogyakarta, menambah panjang daftar kasus serupa yang kini menjadi sorotan nasional.

Mahfud menceritakan kronologi kejadian yang dialami cucu dari keponakannya. Setelah menyantap menu makan siang dari program MBG, delapan siswa dalam satu kelas, termasuk salah satu cucunya, mengalami gejala keracunan seperti muntah-muntah.

Salah satu cucunya bahkan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama empat hari, sementara cucunya yang lain dan enam siswa lainnya diizinkan pulang setelah satu hari perawatan untuk melanjutkan pemulihan di rumah.

Dalam video berjudul “Bereskan Tata Kelola MBG” yang diunggah Selasa (30/9) malam, Mahfud mendesak agar tata kelola program MBG segera dibenahi. Ia menekankan perlunya evaluasi menyeluruh, terutama memperjelas siapa pihak yang bertanggung jawab di tingkat pelaksana, mengingat pemerintah daerah tidak dilibatkan langsung secara struktural.

Kritik Mahfud: Bukan Sekadar Angka Statistik

Mahfud juga menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut jumlah kasus keracunan MBG hanya sekitar 0,0017 persen dari total 30 juta penerima manfaat.

Menurut Mahfud, angka kecil itu tidak bisa dipandang sekadar statistik. Ia membandingkan dengan kecelakaan pesawat: meski hanya satu kasus dari jutaan penerbangan, dampaknya bisa menimbulkan kegemparan publik.

“Ini bukan persoalan angka, ini harus diteliti lagi apa masalahnya,” tegas Mahfud.

Karena menyangkut nyawa dan kesehatan anak-anak, ia menegaskan setiap kasus keracunan MBG harus ditangani secara serius. Mahfud menilai, tujuan program ini sangat mulia karena memberi asupan gizi bagi anak-anak kurang mampu, tetapi pelaksanaannya wajib dievaluasi dan diperbaiki agar benar-benar tepat sasaran.

Sejak Januari hingga 22 September 2025, program MBG telah menjangkau 22,9 juta penerima manfaat dengan 8.450 dapur. Namun, data menunjukkan persoalan serius: Badan Gizi Nasional mencatat 5.914 kasus keracunan, sementara Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia menyebut jumlahnya bahkan mencapai lebih dari 8.000 kasus.